HAKEKAT BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan secara
umum dapat diartikan sebagai bantuan. Namun, tidak semua bantuan adalah
bimbingan. Misalnya seorang kepala sekolah memberikan jawaban kepada para
muridnya saat ujian, supaya muridnya lulus, hal ini tentu saja “bantuan”, namun
itu bukan bentuk bantuan dalam arti “bimbingan”.
Bimbingan dapat
diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria ataupun
wanita,yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian danpendidikan
yang memadai kepada seorang dari semua usia, untuk membantunya mengatur
kegiatan, keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Crow dan Crow,
dalam Eman Amti 1992:2)
Ada pula yang
berpendapat bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai
penyesuaian yang bijaksana dengan lingkungan. Adapun tujuannya adalah untuk
mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya (Jones dalam Djumhur
dan M. Surya).
Pada prinsipnya
bimbingan mengandung unsur pokok sbb:
a.
Merupakan proses yang berkelanjutan.
Bahwa bimbingan dilakukan secara sistematis, disengaja, berencana, terus
menerus, dan terarah kepada tujuan.
b.
Merupakan pembantu individu.
c.
Bisa diberikan kepada individu maupun
kelompok.
d.
Dapat diberikan kepada siapa saja.
e.
Bertujuan agar seserang bisa
mengembangkan diri secara optimal.
f.
Adanya penggunaan media dan pendekatan
pribadi.
g.
Bimbingan dinerikan oleh orang-orang
yang ahli.
h.
Bimbingan hendaknya dilaksanakan sesuai
dengan norma-norma yang berlaku.
2. Pengertian Konseling
Kata
Konseling berasal daribahasa latin consilium yang berarti dengan atau bersama
yang dirangkai dengan kata menerima atau memahami. Banyak para ahli yang merumuskan
pengertian konseling. Namun pada dasarnya konseling mengandung hal-hal pokok
sbb:
Konseling
melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dan mengadakan komunikasi
langsung.
Interaksi antara
klien dan konselor berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
Tujuan hubungan
konseling adalah terjadinya perubahan tingkah laku klien.
Model interaksi
terbatas pada interaksi verbal antara klien dan konselor.
Merupakan proses
yang dinamis
Didasari atas
penghargaaan harkat dan martabat manusia.
Dengan demikian
maka dapat dirumuskan bahwa konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada
individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bertujuan mengatasi
masalah yang dihadapi klien.
3. Tujuan Bimbingan Konseling
Tujuan Bimbingan
Konseling meliputi:
Tujuan
umum
Pada
dasarnya tujuan Bimbingan Konseling secara umum adalahuntuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya (seperti kemempuan dan bakat-bakatnya), berbagai
latar belakang yang ada (keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta
dengan tuntutan positif lingkungannya.
Tujuan
khusus
Tujuan
khusus Bimbingan Konseling merupakan penjabaran tujuan umum yang dikaitkan
sengan masalah individu yang bersangkutan sesuai dengan kompleksitas
permasalahan yang dialami individu tersebut.
4. Hubungan antara Bimbingan Dan Konseling
Hubungan
antara bimbingan dan knselling adalah bahwa bimbingan dan koonseling mempunyai
peran untuk membantu individu, dalam hal ini bimbingan membantu individu atau
kelompok daalam prses perkembangannya, sedangkan konseling merupakan bantuan
melaluai wawancara konseling oleh konselor yang bertujuan mengatasi masalah-masalah
klien, masalah yang dihadapi seorang klien tersebut juga tentunya berpengaruh
terhadap perkembangannya. Dengan deemikian maka dapat dilihat hubungan antara
Bimbingan dan Konseling.
5. Persamaaan dan Perbedaan Bimbingan dan
Konseling
Persamaan
Istilah
bimbingan dan konseling pada dasarnya memiliki persamaan-persamaan tertentu.
Persamaan yang lebih jelas terletak pad tujuan keduanya, yaitu sama-sama
berusaha memandirikan individu, diterapkan dalam prgram persekolahan, dan
sama-sama mengikuti norma-norma yang ada.
Perbedaan
Dari
segi isi bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian
informasi dan pengumpulan data siswa dan lebih menekankan pada pencegahan.
Sedangkan Konseling lebih kepada upaya untuk mengatasi masalah klien dengan cara
tatap muka dengan konselor, yang hanya dapat dilakukan orang-orang yang
terdidik saja.
Daftar Pustaka
Mugiarso,
Heru. 2007. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT MKK UNNES
http://nururrokhim.wordpress.com/2011/12/06/hakikat-bimbingan-konseling/
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, Mulutmu Harimaumu